Assalammualaikum, Selamat datang di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas tentang pelajaran Geografi yaitu Tentang “Magma“. Berikut dibawah ini penjelasannya:
Ketika gunung berapi merasakan erupsi, ada pelbagai jenis material yang dikeluarkan dari dalam perut bumi. Keluarnya material tersebut diakibatkan oleh adanya kegiatan di dalam dapur magma. Jadi ketika kegiatan meningkat maka ada bisa jadi material panas yang berasa dari dalam perut bumi bakal disemburkan terbit dan terjadilah gunung meletus. Namun terdapat kalanya magma yang sedang di dalam bumi merasakan kristalisasi.
Kristalisasi adalah suatu proses pembentukan sebuah bahan padat yang berasal dari pengendapan larutan, melt atau gabungan leleh, ataupun pengendapan langsung yang berasal dari gas (meskipun paling jarang terjadi). Kristalisasi sendiri juga dipakai dalam kiat pemisahan kimia antara bahan padat – cair dengan teknik melakukan pemindahan massa dari zat terlarut (solutan) cairan menjadi padatan kristal. Lalu apa tersebut kristalisasi magma dan bagaimana proses terjadinya?
Kristalisasi Magma
Seperti yang anda tahu andai magma yang sedang di dalam Bumi mempunyai wujud cair dan paling panas. Tidak heran andai ion – ion yang sedang di dalamnya bakal terus bergerak secara bebas dan tidak beraturan. Justru sebaliknya saat magma merasakan proses pendinginan, pergerakan ion – ion penyusun magma merasakan penurunan dan secara bertahap ion itu mulai mengatur menyusun susunan yang lebih teratur. Proses itu yang dikenal dengan nama kristalisasi.
Ion – ion di dalam magma bakal saling berhubungan antara satu dengan yang beda untuk menyusun suatu ikatan kimia dan menghasilkan format kristal yang teratur. Secara umum material penyusun magma tidak bakal membeku dalam masa-masa bersamaan. Cepat atau lambatnya pendinginan magma itu sangat dominan pada proses kristalisasi khususnya pada ukuran kristal. Jika pendinginan dilangsungkan secara lambat maka ion – ion mempunyai peluang untuk berkembang sampai-sampai kristal yang didapatkan akan berukuran besar. Proses kristalisasi ini seringkali terjadi di magma yang berada jauh di bawah permukaan bumi. Batuan beku yang terbentuk di bawah permukaan bumi menghasilkan tekstur kasar atau faneritik. Tektur faneritik mempunyai butiran kasar dan relatif sama besar tetapi mineral penyusunnya dapat dipisahkan dengan mata telanjang. Karena terbentuk di bawah permukaan bumi, maka batuan beku ini bakal muncul saat batuan yang menutupinya merasakan erosi.
Namun sebaliknya andai proses pendinginan dilangsungkan dengan cepat dan terjadi dekat dengan permukaan bumi, ion – ion itu tidak memiliki peluang untuk mengembangkan diri sampai-sampai tidak bakal menghasilkan kristal. Bentuk batuan beku yang didapatkan mempunyai tekstur berbutir halus paling kecil atau dinamakan afanitik. Hasil akhir pembekuan menghasilkan atom tidak tertata yang dikenal dengan nama mineral gelas. Meskipun mineral susah untuk ditentukan sebab ukurannya yang paling halus, batuan beku ini dapat dicirikan dari warnanya yang paling terang, sedang atau gelap. Bagi batuan beku afanitik berwarna cerah mempunyai kandungan mineral nonferromagnesian silicate sementara yang berwarna gelap berisi ferromagnesian silikat. Jika disaksikan secara visual, batuan beku afanitik ada lubang – lubang bekas keluarnya gas berbentuk bulat atau memanjang yang dinamakan dengan vesikuler yang lazimnya ditemukan pada unsur luar aliran lava.
Ketika magma merasakan proses pendinginan, atom oksigen dan atom silikon saling sehubungan satu dengan lainnya guna kesatu kali menyusun tetrahedra oksigen – silikon. Semua tetraherdra yang terbentuk bakal saling sehubungan dan bergabung dengan ion – ion lainnya sampai menyusun inti kristal dan beragam mineral silikat. Seperti yang diterangkan sebelumnya mineral yang tersusun di dalam magma tidak terbentuk dalam masa-masa yang sama, sampai-sampai ada sejumlah mineral yang bakal mengkristal pada suhu tertentu. Tidak heran andai terkadang magma berisi kristal padat yang masing dikelilingi oleh material cair.
Komposisi magma dan jumlah kandungan dari bahan volatil pun turut memprovokasi proses kristalisasi. Tidak heran andai magma bisa digolongkan menurut pelajaran penyusunnya maka kenampakan jasmani serta komposisi mineral yang ada pada batuan beku pun akan bervariasi. Sedangkan situasi lingkungan ketika terbentuknya proses kristalisasi bisa diketahui dari sifat rangkaian butiran mineral atau tekstur. Bisa disebutkan bahwa klasifikasi batuan beku menurut pada tekstur serta komposisi mineral penyusunnya.
Pembekuan atau kristalisasi magma yang dilangsungkan dengan lambat bakal menghasilkan
Jenis – Jenis Kristalisasi Berdasarkan Proses Asal Usulnya
1. Kristalisasi dari larutan (solutan)
Yaitu sebuah proses kristalisasi yang paling tidak sedikit dijumpai khususnya di bidan kiat kimia, seperti penciptaan produk kristal senyawa anorganik ataupun organik yakni urea, gula pasir, tawas, garam dapur dan beda sebagainya.
2. Kristalisasi dari lelehan (melt)
Kristalisasi ini melulu berlaku untuk penciptaan silikon single kristal yang pada etape selanjutnya diciptakan silikon waver yakni bahan dasar penciptaan chip – chip integrated circuit (IC). Bagi kristalisasi yang berasal dari lelehan ini pun memasukan etape prilling atau granulasi.
3. Kristalisasi dari uap
Merupakan proses sublimasi – desublimasi pada sebuah senyawa dalam fasa uap disublimasikan guna menjadi kristal. Proses ini pun berlaku di bidang industri yang tentunya butuh melewati sejumlah tahap.
Penyebab Kristalisasi Magma
1. Magma Mengalami Kehilangan Panas
Terjadi eksodus panas pada magma menjadi batuan yang relatif dingin ialah kejadian biasa dan terjadi pada intrusi dangkal dan semakin dingin andai berada di kerak bumi. Proses pendinginan menyebabkan magma kehilangan energi kinetiknya sampai mencapai titik nukleasi dan kristalisasi atau pembekuan cepat yang menghasilkan gelas atau lingkungan volkanik.
2. Magma Mengalami Kehilangan Fase Cair
Magma yang merasakan fase pemisahan dengan air dapat menyebabkan terbentuknya kristal meskipun tidak merasakan penurunan suhu sekalipun atau kehilangan kalor. Saat air terlepas dari tubuh magma, ada bisa jadi polimer silikat terbentuk sampai-sampai menjadi suatu langkah mula dalam pembentukan struktur kristal silikat. Ada suatu tahapan mempunyai nama fractional crystallization yaitu saat urutan kristalisasi bagian mineral sebagai variabel (suhu) jatuh pada kristalisasi total pada suhu normal.
Namun bilamana fase mineral pembentuk terjadi lebih cepat dan mempunyai suhu lebih tinggi dalam suasana terpisah dari magma induk sebagai dampak penenggelaman, pengapungan, peletakan permukaan ruang magma atau aliran yang lain dari kristal dan lelehan, maka magma yang tersisa itu akan mempunyai sifat yang bertolak belakang dari magma induknya atau lebih dikenal dengan istilah differentiated magma.
Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Geografi Tentang Kristalisasi Magma adalah: Jenis Beserta Proses yang Dihasilkan
Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!
Baca Juga :
- Nama Provinsi Di Indonesia
- Materi Stratifikasi Sosial
- Hujan Meteor Quadrantid
- Hujan Meteor Leonid
- Hujan Meteor Taurid
- Hujan Meteor Draconid